Ketika bencana alam melanda atau terjadi insiden darurat yang mengancam nyawa, Korps Brigade Mobil (Brimob) tak hanya dikenal sebagai pasukan tempur, tetapi juga sebagai unit respons cepat dalam operasi SAR (Search and Rescue). Dengan pelatihan khusus dan peralatan lengkap, mereka selalu siap diterjunkan ke garis depan untuk membantu pencarian, penyelamatan, dan evakuasi korban. Kehadiran Brimob dalam misi kemanusiaan ini adalah bukti nyata komitmen mereka terhadap perlindungan dan pelayanan masyarakat.

Kemampuan Brimob dalam operasi SAR mencakup berbagai medan, mulai dari reruntuhan bangunan akibat gempa bumi, banjir bandang, tanah longsor, hingga kecelakaan di perairan dan pegunungan. Anggota Brimob dilatih khusus dalam teknik pencarian di reruntuhan (urban SAR), penyelaman untuk mencari korban tenggelam, teknik rappelling untuk penyelamatan di ketinggian, serta pertolongan pertama gawat darurat. Mereka juga dilengkapi dengan anjing pelacak (K-9 unit) yang sangat efektif dalam menemukan korban yang tertimbun. Pada kejadian gempa bumi dahsyat di Cianjur, Jawa Barat, pada 21 November 2022, satu peleton Brimob dikerahkan selama lebih dari seminggu penuh, bahu-membahu dengan Basarnas dan relawan lain dalam operasi SAR yang kompleks dan berisiko tinggi.

Efektivitas operasi SAR Brimob juga didukung oleh peralatan canggih. Mereka membawa perahu karet, peralatan selam, tali temali untuk evakuasi vertikal, drone untuk pemantauan udara, dan alat pendeteksi korban. Kendaraan taktis mereka mampu menembus medan sulit untuk mencapai lokasi bencana yang terisolir. Selain itu, kemampuan komunikasi satelit memastikan koordinasi yang lancar antar tim di lapangan dan pusat komando, yang sangat vital dalam situasi darurat. Contohnya, pada banjir bandang di Kalimantan Selatan pada 17 Januari 2024, satu tim Brimob dengan perahu karet berhasil mengevakuasi puluhan warga yang terjebak di atap rumah mereka, berkat kecepatan respons dan kelengkapan peralatan.

Kerja sama dengan instansi lain juga menjadi kunci keberhasilan operasi SAR yang dilakukan Brimob. Mereka sering berkoordinasi erat dengan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Palang Merah Indonesia (PMI), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan sukarelawan lainnya. Sinergi ini memastikan respons yang cepat dan terkoordinasi, memaksimalkan peluang penyelamatan korban.

Pada akhirnya, di balik seragam dan ketangguhan mereka, personel Brimob adalah pahlawan kemanusiaan yang senantiasa siap sedia. Ketika bencana memanggil, mereka hadir sebagai harapan, menjalankan operasi SAR dengan keberanian dan profesionalisme, demi menyelamatkan jiwa dan meringankan penderitaan masyarakat.