Dalam setiap operasi penjinakan bahan peledak, prioritas utama adalah menetralkan ancaman tanpa memicu ledakan yang tidak terkontrol. Untuk tujuan ini, tim penjinak bom dari Kepolisian Republik Indonesia mengandalkan perangkat canggih yang dikenal sebagai Disruptor Bom. Alat ini memanfaatkan prinsip hidrolik untuk menonaktifkan bahan peledak secara aman, meminimalkan risiko bagi petugas dan lingkungan sekitar. Keberadaan teknologi ini telah merevolusi cara penanganan bahan peledak, menjadikannya lebih aman dan efisien.

Sebuah demonstrasi penting mengenai efektivitas Disruptor Bom dilakukan pada tanggal 15 Mei 2025, bertempat di Pusat Latihan Antiteror Satuan Brimob di Depok, Jawa Barat. Dalam skenario latihan yang disaksikan oleh para petinggi kepolisian, sebuah bom pipa simulasi diletakkan di area terbuka. Tim penjinak bom, yang dilengkapi dengan peralatan lengkap, mulai mendekati target. Daripada mencoba menjinakkan bom secara langsung yang berisiko tinggi, mereka menggunakan disruptor. Perangkat ini diposisikan dengan presisi menggunakan lengan robotik atau dipegang langsung oleh petugas, tergantung pada situasi dan jenis bahan peledak.

Cara kerja Disruptor Bom sangat cerdik. Alat ini menembakkan proyektil berkecepatan tinggi, biasanya berupa aliran air bertekanan tinggi atau pelet khusus, ke komponen kunci dari bahan peledak. Tujuannya adalah untuk mengganggu sirkuit detonator atau komponen pemicu tanpa menyebabkan ledakan besar. Pada tanggal 7 Juni 2025, sebuah insiden nyata terjadi di sebuah terminal bus di Surabaya, Jawa Timur, ketika sebuah paket mencurigakan dilaporkan pada pukul 09.45 WIB. Tim Gegana Polda Jawa Timur tiba di lokasi, dan setelah penilaian awal, memutuskan untuk menggunakan disruptor. Dengan hati-hati, sebuah disruptor diletakkan di dekat paket tersebut oleh seorang petugas.

Dalam hitungan detik, disruptor melepaskan tembakannya, dan paket tersebut berhasil dinetralkan tanpa ledakan besar, hanya suara “puff” dan kerusakan minimal pada paket. Operasi ini selesai pada pukul 10.30 WIB, dan area dinyatakan aman. Penggunaan Disruptor Bom telah terbukti sangat efektif dalam berbagai skenario, mulai dari IED (Improvised Explosive Device) hingga ancaman bom konvensional. Alat ini memungkinkan penjinak bom untuk bekerja dari jarak yang lebih aman, mengurangi risiko cedera fatal akibat ledakan. Ini adalah salah satu instrumen penting yang mendukung operasi anti-teror Polri, memastikan bahwa setiap ancaman bahan peledak dapat ditangani dengan profesionalisme dan keamanan maksimal.