Sebuah insiden ironis menimpa seorang anak anggota kepolisian di Medan. Niat hati memperbaiki motornya yang mogok di pinggir jalan, ia justru menjadi korban pemerasan oleh polisi gadungan. Peristiwa ini tentu mengejutkan dan menimbulkan pertanyaan tentang maraknya aksi penipuan yang mencatut nama institusi kepolisian.

Kejadian bermula ketika motor korban mengalami kendala teknis dan berhenti di area sepi. Tak lama berselang, datanglah dua orang pria yang mengaku sebagai anggota polisi. Dengan nada intimidatif, para polisi gadungan tersebut menuduh korban melakukan pelanggaran lalu lintas dan meminta sejumlah uang sebagai “damai” di tempat. Karena merasa takut dan terdesak, korban yang merupakan anak polisi tersebut terpaksa menyerahkan sejumlah uang yang dimilikinya.

Setelah kejadian, korban melaporkan peristiwa yang dialaminya kepada pihak kepolisian yang sebenarnya. Berdasarkan laporan tersebut, tim dari kepolisian segera melakukan penyelidikan. Ciri-ciri pelaku dan modus operandi yang digunakan menjadi petunjuk awal untuk mengungkap kasus pemerasan ini. Pihak kepolisian mengimbau masyarakat, termasuk keluarga anggota Polri, untuk selalu waspada terhadap aksi polisi gadungan dan tidak ragu untuk melaporkan jika mengalami kejadian serupa.

Modus Operandi Polisi Gadungan dan Cara Menghindarinya

Kasus di Medan ini menambah daftar panjang modus operandi polisi gadungan. Biasanya, pelaku beraksi di tempat-tempat sepi, terutama pada malam hari. Mereka sering menggunakan atribut kepolisian palsu atau mengaku sebagai anggota tanpa menunjukkan identitas resmi. Modus pemerasan yang digunakan beragam, mulai dari tuduhan pelanggaran lalu lintas hingga kasus narkoba palsu.

Untuk menghindari menjadi korban polisi gadungan, ada beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan. Pertama, selalu minta identitas resmi (Kartu Tanda Anggota Polri) jika ada seseorang yang mengaku sebagai polisi dan melakukan pemeriksaan atau penindakan. Kedua, jangan pernah memberikan uang tunai di tempat jika dituduh melakukan pelanggaran. Ikuti prosedur hukum yang berlaku dan minta untuk ditilang atau dibawa ke kantor polisi. Ketiga, jika merasa curiga atau terancam, segera hubungi kantor polisi terdekat atau layanan darurat kepolisian.

Insiden yang menimpa anak polisi di Medan ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu berhati-hati dan tidak mudah percaya pada orang yang mengaku sebagai aparat tanpa bisa menunjukkan identitas yang sah. Kewaspadaan dan pemahaman akan modus operandi polisi gadungan adalah kunci untuk melindungi diri dari tindak kriminalitas.