Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki wilayah perairan yang sangat luas dan strategis. Di sinilah Satuan Kepolisian Perairan (Satpolair) Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) memainkan peran vital, Mengawal Lautan Nusantara dari berbagai ancaman dan menjaga ketertiban di perairan. Tugas Mengawal Lautan Nusantara bukanlah hal yang mudah, mengingat kompleksitas wilayah laut dan berbagai aktivitas yang terjadi di dalamnya. Dedikasi Satpolair adalah jaminan keamanan maritim negara.

Tugas pokok Mengawal Lautan Nusantara yang diemban oleh Satpolair sangat beragam. Mereka melakukan patroli rutin di wilayah perairan, mulai dari perairan pesisir hingga zona ekonomi eksklusif (ZEE), untuk mencegah dan menindak berbagai tindak pidana. Ini termasuk pemberantasan penangkapan ikan ilegal (illegal fishing), penyelundupan barang, perdagangan manusia, hingga kejahatan lingkungan seperti perusakan terumbu karang. Kehadiran kapal-kapal patroli Satpolair adalah sinyal kuat bagi para pelaku kejahatan bahwa wilayah laut Indonesia diawasi ketat.

Selain penegakan hukum, Satpolair juga memiliki peran penting dalam kegiatan SAR (Search and Rescue) di perairan. Mereka adalah salah satu unit pertama yang merespons kecelakaan laut, seperti kapal tenggelam atau orang hilang di laut, bekerja sama dengan Basarnas (Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan) dan instansi terkait lainnya. Kemampuan SAR mereka meliputi penyelaman, evakuasi korban, dan penanganan kondisi darurat di laut.

Pembinaan masyarakat pesisir juga menjadi bagian dari misi Mengawal Lautan Nusantara. Satpolair secara aktif terlibat dalam program-program penyuluhan kepada nelayan dan masyarakat pesisir tentang pentingnya menjaga kelestarian laut, prosedur keselamatan di laut, serta pencegahan tindak kejahatan maritim. Ini membangun hubungan yang harmonis antara aparat dan komunitas maritim.

Sebagai contoh konkret, pada tanggal 15 Februari 2025, Satpolair Polres Bangka Barat berhasil menggagalkan upaya penyelundupan timah ilegal di perairan Muntok. Dalam operasi tersebut, sebuah kapal motor tanpa dokumen lengkap yang mengangkut timah berhasil dihentikan. Kepala Satuan Polisi Perairan Polres Bangka Barat, AKP M. Aris, dalam keterangan persnya yang dirilis pada 16 Februari 2025, menjelaskan, “Penangkapan ini adalah bagian dari upaya kami untuk terus Mengawal Lautan Nusantara dari aktivitas ilegal yang merugikan negara dan merusak lingkungan. Patroli rutin dan intelijen maritim adalah kunci keberhasilan kami.”

Dengan demikian, Satpolair adalah pahlawan di perairan Indonesia. Melalui tugas mulia Mengawal Lautan Nusantara, mereka tidak hanya menegakkan hukum di laut, tetapi juga melindungi sumber daya maritim, dan memberikan rasa aman bagi seluruh masyarakat yang bergantung pada kekayaan bahari Indonesia.